Mengapa Usaha Pembesaran Ayam Kampung Pedaging Layak Dijalankan?
Usaha
pembesaran ayam kampung pedaging memiliki prospek yang cerah, karena
permintaan di berbagai daerah tergolong besar. Sebaliknya, suplai yang
ada belum dapat memenuhi seluruh permintaan. Teknis pemeliharaannya pun
relatif mudah. Dari aspek waktu, siklus budi daya ayam kampung pedaging
terbilang relatif cepat.
Jadi,
tidak keliru jika banyak orang tertarik untuk memulai usaha pembesaran
ayam kampung pedaging. Umumnya, para peternak ayam kampung pemula
mengawali usahanya dengan beternak ayam kampung pedaging. Sebagai
gambaran, berikut dipaparkan potensi bisnis beternak ayam kampung
pedaging.
Permintaan Tinggi
Bukti nyata cerahnya usaha peternakan ayam kampung pedaging tampak dari hasil wawancara yang dilakukan pada peternak, penjual ayam kampung di beberapa pasar, hingga restoran yang menyediakan menu ayam kampung. Semua narasumber yang dimintai informasi menyatakan peluang usaha ayam kampung cukup menjanjikan.
Harga Jual Tinggi dan Relatif Stabil
Harga jual daging ayam kampung memang lebih mahal daripada harga daging ayam ras. Harga ayam kampung pedaging bisa mencapai puluhan ribu rupiah per ekor atau kilogram di tingkat peternak. Kisaran Rp.21.000-Rp.25.000, tergantung bobot ayam. Di beberapa daerah bahkan mencapai Rp.35.000-Rp.40.000/kg. Sementara itu, harga jual ayam ras pedaging hanya berkisar belasan ribu rupiah di tingkat peternak.
Keunggulan lain dari beternak ayam kampung, terutama ayam kampung pedaging adalah harga jual mengikuti bobot ayam. Artinya, semakin bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jual ayam tersebut. Kondisi seperti ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu panen kapan saja (lebih Fleksibel). Pemanenan bisa ditunda beberapa hari atau beberapa minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.
Perputaran Modal Berlangsung Relatif Cepat
Usaha pembesaran ayam kampung pedaging disarankan bagi mereka yang baru memulai usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Jika dimulai dari membeli bibit atau day old chick (DOC) yang berkualitas, pembesaran ayam kampung pedaging hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga panen.
Permintaan Tinggi
Bukti nyata cerahnya usaha peternakan ayam kampung pedaging tampak dari hasil wawancara yang dilakukan pada peternak, penjual ayam kampung di beberapa pasar, hingga restoran yang menyediakan menu ayam kampung. Semua narasumber yang dimintai informasi menyatakan peluang usaha ayam kampung cukup menjanjikan.
Harga Jual Tinggi dan Relatif Stabil
Harga jual daging ayam kampung memang lebih mahal daripada harga daging ayam ras. Harga ayam kampung pedaging bisa mencapai puluhan ribu rupiah per ekor atau kilogram di tingkat peternak. Kisaran Rp.21.000-Rp.25.000, tergantung bobot ayam. Di beberapa daerah bahkan mencapai Rp.35.000-Rp.40.000/kg. Sementara itu, harga jual ayam ras pedaging hanya berkisar belasan ribu rupiah di tingkat peternak.
Keunggulan lain dari beternak ayam kampung, terutama ayam kampung pedaging adalah harga jual mengikuti bobot ayam. Artinya, semakin bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jual ayam tersebut. Kondisi seperti ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu panen kapan saja (lebih Fleksibel). Pemanenan bisa ditunda beberapa hari atau beberapa minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.
Perputaran Modal Berlangsung Relatif Cepat
Usaha pembesaran ayam kampung pedaging disarankan bagi mereka yang baru memulai usaha beternak ayam kampung. Salah satu pertimbangannya adalah waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Jika dimulai dari membeli bibit atau day old chick (DOC) yang berkualitas, pembesaran ayam kampung pedaging hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga panen.
Dengan
siklus produksi yang pendek, peternak bisa lebih cepat memetik hasil
dari usaha pembesaran ayam kampung. Berdasrkan perhitungan analisis
usaha dan pengalaman peternak, dari usaha pembesaran ayam kampung
pedaging ini sudah dapat balik modal dalam kurun waktu yang singkat
yakni sekitar 2,5 bulan.
Belum Dibudidayakan Secara Intensif
Peluang usaha beternak ayam kampung masih sangat terbuka lebar, mengingat permintaan pasar belum dapat terpenuhi oleh suplai yang ada. Sebagian besar skala usaha peternakan ayam kampung di berbagai daerah masih tergolong kecil, yakni berkisaran puluhan hingga ratusan ekor. Akibatnya, belum mampu memenuhi seluruh permintaan yang ada.
Situasi di atas merupakan peluang besar bagi siapa saja yang berminat untuk memulai usaha peternakan ayam kampung pedaging. Pasalnya sebagian besar usaha peternak ayam kampung belum menjalankan secara intensif. Sementara itu, permintaan terus meningkat. Dengan kata lain, persaingan usaha relatif kecil dan kemungkinan besar hasil panen dari para peternak ayam kampung akan terserap pasar.
Bisnis Milik Rakyat
Sejatinya, peternakan ayam kampung adalah usaha milik rakyat. Kebijakan mengenai hal ini di antaranya diatur dalam Perpres No. 77/2007 yang merupakan penyempurnaan Kepres No. 127/2001. Dalam Perpres ini disebutkan bahwa usaha ayam kampung hanya dapat dikembangkan oleh peternakan rakyat, dari usaha pembibitan hingga pembesaran.
Melalui kebijakan ini, pemerintah mengarahkan peternakan ayam kampung sebagai peternakan bagi rakyat. Kebijakan ini tentu mendorong dan membuka peluang usaha peternakan ayam kampung bagi peternak rakyat diberbagai daerah. Kebijakan ini sekaligus melindungi peternak dalam upaya memenuhi besarnya permintaan bibit, ayam pedaging, dan telur ayam kampung, tanpa hawatir harus tergilas oleh permainan (Industri) besar.
Cocok Untuk Skala Rumah Tangga
Harga
jual ayam kampung pedaging yang tinggi membuat usaha peternakan ayam
kampung cocok diusahakan dalam skala rumah tangga. Pasalnya, jumlah
minimum populasi yang dibutuhkan untuk mencapai skala ekobomi tidak
terlalu besar, yakni sekitar 500-1.000 ekor. Alhasil modal yang
dibutuhkan untuk memulai peternakan ayam kampung pun relatif bisa
dijangkau sebagian besar masyarakat.Belum Dibudidayakan Secara Intensif
Peluang usaha beternak ayam kampung masih sangat terbuka lebar, mengingat permintaan pasar belum dapat terpenuhi oleh suplai yang ada. Sebagian besar skala usaha peternakan ayam kampung di berbagai daerah masih tergolong kecil, yakni berkisaran puluhan hingga ratusan ekor. Akibatnya, belum mampu memenuhi seluruh permintaan yang ada.
Situasi di atas merupakan peluang besar bagi siapa saja yang berminat untuk memulai usaha peternakan ayam kampung pedaging. Pasalnya sebagian besar usaha peternak ayam kampung belum menjalankan secara intensif. Sementara itu, permintaan terus meningkat. Dengan kata lain, persaingan usaha relatif kecil dan kemungkinan besar hasil panen dari para peternak ayam kampung akan terserap pasar.
Bisnis Milik Rakyat
Sejatinya, peternakan ayam kampung adalah usaha milik rakyat. Kebijakan mengenai hal ini di antaranya diatur dalam Perpres No. 77/2007 yang merupakan penyempurnaan Kepres No. 127/2001. Dalam Perpres ini disebutkan bahwa usaha ayam kampung hanya dapat dikembangkan oleh peternakan rakyat, dari usaha pembibitan hingga pembesaran.
Melalui kebijakan ini, pemerintah mengarahkan peternakan ayam kampung sebagai peternakan bagi rakyat. Kebijakan ini tentu mendorong dan membuka peluang usaha peternakan ayam kampung bagi peternak rakyat diberbagai daerah. Kebijakan ini sekaligus melindungi peternak dalam upaya memenuhi besarnya permintaan bibit, ayam pedaging, dan telur ayam kampung, tanpa hawatir harus tergilas oleh permainan (Industri) besar.
Cocok Untuk Skala Rumah Tangga
Sebagai gambaran, memelihara 500-1.000 ekor ayam kampung petelur atau pedaging menggunakan sistem intensif sudah dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga. Untuk memelihara 1.000 ekor ayam kampung hanya dibutuhkan lahan seluas 100 m2. Luasan tersebut memenuhi kepadatan ayam 10 ekor per m2 hingga siap panen.
Keunggulan Cita Rasa
Tak bisa dipungkiri, rasa menjadi salah satu poin utama komoditas konsumsi, termasuk ayam kampung. Jika dibandingkan dengan unggas sejenis yang sama banyak dikonsumsi masyarakat, tekstur dan cita rasa ayam kampung jelas memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Bahkan, kehadirannya tidak bisa digantikan, terutama saat hari raya ataupun saat acara sepesial lainnya.
Keunggulan dalam cita rasa ini juga mendorong permintaan yang tinggi terhadap daging ayam kampung. Alhasil, selain jumlah peternak yang mulai tumbuh, rumah makan atau restoran yang menyediakan menu ayam kampung tak pernah sepi order.
Salam...
Semoga menjadi Infirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar